Anak-anak di usia balita mudah marah. Hal kecil apapun bisa memicu
kemarahan anak di usia 2-5 tahun. Penyebab kemarahan anak di usia balita
ini biasanya karena mereka belum bisa mengungkapkan apa yang ada di
pikiran atau keinginan mereka. Inilah yang akhirnya menyebabkan anak
yang sebenarnya anak manis bisa berubah menjadi emosi karena frustasi.
Agar orangtua tidak ikut terpancing emosinya, berikut beberapa cara
yang bisa dilakukan untuk menenangkan anak saat dia marah-marah seperti
dipaparkan eHow:
1. Cari tahu apa yang membuat anak marah
Kelelahan adalah penyebab paling umum anak menjadi mudah emosi. Entah
itu karena waktu tidur siangnya sudah lewat atau tidak cukup tidur di
malah hari, bisa jadi penyebab dia mengalami tantrum saat beraktivitas.
Selain kelelahan, lapar juga jadi pemicu kemarahan anak. Sama seperti
orang dewasa, anak-anak pun bisa jadi mudah marah saat perutnya lapar.
Anda perlu ingat, anak belum bisa memahami soal rasa lapar tersebut. Dia
hanya merasa perutnya sakit. Jadi sebaiknya Anda selalu memberi makan
anak di waktu yang sama setiap harinya atau memberinya camilan sehat di
sela-sela waktu makan.
2. Pelajari rutinitasnya
Jika anak
tiba-tiba saja marah, jangan langsung terpancing emosi. Pelajari dulu
rutinitasnya hari itu. Apakah dia baru saja diasuh oleh pengasuh baru?
Apakah Anda atau ayahnya terlalu sering meninggalkannya? Adakah anggota
keluarga yang baru saja meninggal? Anak balita membagi kehidupannya
dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Jadi jika beberapa bagian
dari kesehariannya berubah atau orang yang dicintainta menghilang, marah
menjadi hal yang paling umum dilakukannya untuk mengekspresikan
ketidaknyamanan dari perubahan tersebut.
3. Jangan berteriak
Saat anak marah, akan sangat mudah untuk orangtua terpancing emosinya
dan membalas kemarahan anak dengan memarahinya sambil berteriak. Jika
ini yang Anda lakukan, ini akan semakin memicu anak berteriak lebih
keras. Ketika ini terjadi, memang bisa saja dia akhirnya menurut. Tapi
tentunya bukan cara yang tepat untuk mengatasi kemarahan anak.
4. Pilih cara terbaik
Saat akan menenangkan anak yang marah-marah, pilihlah cara terbaik.
Kenapa? Karena memang pada dasarnya ada berbagai cara untuk meredakan
emosi anak. Bisa dengan memeluknya, membujuknya, 'mengancamnya', dan
lain-lain. Tapi cara-cara tersebut belum tentu bisa diterapkan di setiap
kesempatan. Apa yang Anda gunakan untuk menenangkan anak saat dia
marah-marah di rumah, belum tentu bisa dilakukan ketika anak marah-marah
saat diajak makan di restoran.
5. Alihkan Perhatiannya
Ketika anak marah karena suatu hal, langsung gendong anak dan alihkan
perhatiannya pada hal lain. Berikan anak mainan yang lain, makanan atau
minuman. Terkadang anak butuh bantuan untuk melupakan kemarahannya.
6. Diamkan
Jika Anda memilih cara ini, sebelumnya pastikan anak dalam kondisi
aman, tidak ada benda membahayakan di dekatnya. Baru setelah itu Anda
bisa meninggalkan anak sebentar di ruangan tempat dia marah-marah.
Ketika tidak ada lagi orang yang menonton, biasanya perlahan-lahan anak
akan berhenti tantrum. Pastikan Anda dan suami konsisten menerapkan cara
ini sehingga anak paham kalau dia marah-marah, dirinya akan didiamkan
saja.
7. Gunakan time out
Pilih tempat di rumah yang tidak
bisa membuat anak bersenang-senang atau konotasinya bukanlah tempat
menyenangkan. Lalu taruh kursi di pojok ruangan tersebut. Saat anak
tantrum, dengan nada tenang katakan padanya kalau dia perlu mendapat
timeout di ruangan itu. Katakan padanya juga kalau dia bisa keluar dari
area timeout tersebut dan mendapat pelukan dari Anda jika dia sudah
selesai marah-marah. Taktik ini memberikan anak kesempatan untuk
meredakan tantrumnya sendiri. Tujuan Anda melakukan ini adalah untuk
mengajarkan anak mengungkapkan dengan kata-kata apa yang sebenarnya
membuatnya emosi.
8. Jangan menenangkan dengan memberinya hadiah
Orangtua biasanya memilih cara yang mudah untuk menenangkan anak dengan
memberinya 'hadiah' Misalnya ketika anak marah-marah saat diajak
berbelanja di supermarket, Anda akan berusaha mengatasinya dengan
membelikannya balon. Cara ini umum dilakukan orangtua untuk menghindari
malu karena anak marah atau agar dia cepat tenang.
Jika terus
dilakukan, cara yang dilakukan di atas bisa memberi pemahaman yang
keliru pada anak. Dia akan merasa bisa mendapatkan apa yang
diinginkannya dengan marah-marah. Saat anak tantrum di tempat umum,
langsung tinggalkan tempat tersebut, meski anak masih berteriak-teriak.
Cari tempat lain yang lebih tenang untuk memberinya pemahaman apa yang
dilakukannya itu tidak akan menyelesaikan masalah.
9. Konsisten dan sabar
Tetaplah sabar dan konsisten menerapkan langkah-langkah di atas ketika
menenangkan anak yang marah-marah. Ingatlah anak di usia balita belum
memiliki perbendaharaan kata yang cukup untuk menjelaskan penyebab
kemarahannya. Sehingga baginya lebih mudah untuk berteriak atau
menendang ketimbang menemukan kata yang bisa menjelaskan penyebab
emosinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar